Jumat, 14 Februari 2020

Jelajah Mudah dan Murah Spot-Spot Wisata Sumedang dengan Tampomas




















         Jika Bandung punya Bandros (Bandung Tour on Bus) yaitu bus yang melayani wisatawan berkeliling  kota Bandung. Kini, Sumedang juga memiliki bus pariwisata yang sama. Bus ini melayani wisatawan untuk berkeliling kota Sumedang.  Namanya  “Tampomas”. Bus berwarna hijau dengan panjang kurang lebih 8 meter dan lebar 2 meter ini kini telah digunakan untuk menjelajahi sejumlah objek wisata  andalan di Kabupaten Sumedang. Tampomas ( Trans Moda Pariwisata Masyarakat kota Sumedang) diresmikan oleh Bupati Sumedang, Bapak Dony Ahmad Munir pada tanggal 29 Januari 2019.

Sumedang memiliki banyak destinasi wisata yang bisa dikunjungi. Panorama alam yang menakjubkan, udara yang sejuk dan beragam pesona lainnya menjadikan Sumedang  cocok untuk dijadikan sebagai tujuan wisata baik bersama teman ataupun keluarga.  Destinasi sejarah, situs budaya, spot dengan foto-foto kekinian juga banyak terdapat di Sumedang.

Kini, jika berkunjung ke Sumedang, para pelancong makin dimanjakan dan dimudahkan dengan hadirnya Bus Tampomas. Kehadiran Tampomas, sebagai bus pariwisata tentu saja sangat membantu wisatawan  yang  akan berkunjung ke Sumedang. Bus pariwisata ini dioperasikan oleh sopir yang handal, ditambah pemandu wisata yang bertugas memberikan penjelasan kepada wisatawan mengenai seputar sejarah-sejarah di tempat wisata yang dikunjungi.

Bus Tampomas di desain dengan interior dan eksterior yang berbeda dari bus biasa. Bus berwarna hijau ini sengaja dimodifikasikan untuk kenyamanan para pelancong. Dioperasikan dengan kecepatan rendah sehingga para wisatawan dapat dengan leluasa melihat seluruh pemandangan dan destinasi wisata selama rute perjalanan. Selama perjalanan dengan Tampomas, para pengunjung juga ditemani seorang pemandu wisata yang akan memberi penjelasan yang lengkap mengenai berbagai objek wisata sejarah yang dilalui oleh Tampomas.


                                                              Bus Tampomas

Sambil menikmati pemandangan kota Sumedang dengan bus wisata terbuka, wisatawan akan di bawa kesejumlah titik  wisata terbaik  di Sumedang.  Nah, kali ini saya akan mengulas titik-titik perjalanan apa saja yang akan dilalui oleh Tampomas.

1.      Taman Endog

Taman Endog merupakan salah satu ikon wisata Sumedang. Taman ini adalah titik  awal rute perjalanan Tampomas. Taman Endog  disebut juga taman telur dalam Bahasa Indonesia merupakan salah satu ruang terbuka hijau yang berada di tengah-tengah kota Sumedang. Di tengah taman Endong terdapat bangunan tugu berbentuk telur raksasa yang diapit oleh dua buah telapak tangan sebagai penyangganya.

           Taman Endog berada di tengah-tengah kota Sumedang, tepatnya di JL Mayor Abdurrahman, Talun. Taman  ini dibangun pada tahun 1990 oleh pemerintah kabupaten Sumedang. Berada tepat di jantung Kota Sumedang, yaitu antara pertigaan Jl Sebelas April dan Jl Mayor Abdurrahman yang merupakan pusat perekonomian Sumedang.

        Menurut yang dibaca, monumen endog atau monument telur berasal wawacan Endog Sapatalang. Wawacan Endog Sapatalang berisi tentang zaman penciptaan. Zaman penciptaan tertulis dalam buku Cipaku wawacan Endog Sapatalong (yang berarti Cerita Telur Satu Rangkayan), menurut Ki Wangsa buku itu menjelaskan tentang proses penciptaan alam Semesta, mulai dari Tuhan menciptakan dunia dari cahaya, membentuk asap tebal menggumpal sampai mengeras menjadi dunia.

         Dunia ibarat telur yang pecah sebagian menjadi langit dan sebagian menjadi bumi, air nya disebut alam tirta, merahnya disebut alam Marcapada (yaitu alam dunia yang tampak), putih telurnya ibarat alam Mayapada (yaitu alam jin dan sejenisnya) selaput tipis pembungkus putih telur disebut alam wa’dah ghaib dan selaput paling tipis menempel ke kulit telur ibarat alam surya laya (atau alam Rahyang), dewa-dewi (alam malaikat versi islam), sedangkan telurnya ibarat alam hakekat yang tidak bisa diukur oleh akal pikiran manusia. 

             Tuhan yang  maha kuasa menciptakan alam semesta dari cahaya kemudian menjadi matahari, bulan, bintang, planet, galaxy dan dan yang lainnya. Setelah menciptakan alam semesta lalu menciptakan tumbuhan, hewan, dan manusia. Proses penciptaan alam semesta ini menurut wawacan Endog sapatalang dilakukan dalam waktu 15 hari 15 malam.

Taman Endog

2.       Alun-alun Sumedang

Rute selanjutnya perjalanan Tampomas adalah Alun-Alun Sumedang. Alun-alun Sumedang ini tempatnya paling strategis.  Letaknya dekat dengan mesjid Agung Sumedang.  Tepat di tengah-tengah alun-alun Sumedang terdapat monumen yang dinamakan monumen lingga. Ternyata, monumen Lingga merupakan  monumen yang dibuat untuk mengenang salah seorang pemimpin Sumedang yang meninggal di Mekah. Beliau adalah pangeran Aria Soeriaatmadja, atau orang Sumedang menyebutnya pangeran Makah. Beliau meninggal pada saat menjalankan haji pada tanggal 1 Juni 1921. Beliau adalah Bupati Sumedang pada tahun 1883-1919.

Monumen Lingga dibangun oleh Pangeran Siching dari Belanda pada tahun 1922 kemudian diresmikan oleh Gubenur jenderal Belanda saat itu Mr. Dirk Fock, yaitu pada tanggal 22 Juli 1922. Monumen yang menjadi landmark Kota Sumedang ini merupakan bangunan permanen. Bagian dasar bangunan ini berbentuk bujur sangkar dan dilengkapi dengan sejumlah anak tangga dan pagar disetiap sisinya. Sedangkan bangunan utamanya berupa kubus yang sedikit melengkung disetiap sudut bagian atasnya.

Alun-Alun Sumedang

3.      Museum Prabu Geusan Ulun

Rute bus Tampomas selanjutnya adalah Museum Prabu Geusan. Museum ini terletak di tengah kota Sumedang,  sekitar 50 meter dari Alun-alun kesebelah Selatan, berdampingan dengan Gedung Bengkok atau Gedung Negara dan berhadapan dengan Gedung-gedung Pemerintah. Museum Prabu Geusan Ulun  dikelilingi tembok sepanjang kompleks pemerintahan. Museum ini memiliki luas sekitar 1,8 hektar , dibangun pada 16 Agustus 1797.

Di museum Prabu Geusan Ulun, pengunjung akan menemukan berbagai benda pustaka dan senjata peninggalan kerajaan. Benda yang paling menarik yaitu mahkota Binokasih. Mahkota ini merupakan mahkota yang diberikan kerajaan Pajajaran kepada Prabu Geusan Ulun. Terdapat senjata pustakan kerajaan Sumedang Larang seperti keris, kujang, tombak dan meriam kecil. Senjata ini digunakan kerajaan Sumedang Larang  saat pertempuran melawan VOC dan kerajaan nusantara. 

 Museum Prabu Geusan Ulun

 4.      Makam Cut Nyak Dhien

Siapa yang tidak kenal dengan Cut Nyak Dhien. Pahlawan asal Aceh ini ternyata di akhir masa hidupnya banyak menghabiskan waktunya di Sumedang dari pada di tanah kelahirannya.  Hal ini dikarenakan Cut Nyak Dhien pada masa itu ditangkap oleh Belanda.

 Atas permintaannya,  Ia diasingkan ke Sumedang. Cut Nyak Dhien dimakamkan di komplek pemakaman Pangeran Sumedang di Gunung Puyuh, Desa Sukajaya, Kecamatan Sumedang Selatan. Tepatnya di area pemakaman keluarga Ibu Rd. Siti Hodidjah.

Cut Nyak Dhien adalah seorang hafidz Quran dan sangat pasih berbahasa Arab, karena itu pemerintah Sumedang menitipkanya pada H. Sanusi. H. Sanuni adalah seorang ulama terekenal di Sumedang pada saat itu. Dalam pengasingannya sejak tahun 1901, Cut Nyak Dhien dijuluki dengan nama "Ibu Perbu" yang artinya Ibu Suci, karena kepandaiannya dalam ajaran Agama Islam yang sangat dalam. 

Nama itu diberikan agar Cut Nyak Dhien tidak dapat ditemukan jejaknya oleh Belanda. Hingga padat anggal 6 November 1908, Cut Nyak Dhien meninggal dunia dan dimakamkan di area pemakaman keluarga H. Sanusi, karena ia  telah dianggap sebagai anggota keluarga mereka. 

Awalnya, Cut Nyak Dhien dimakamkan seperti biasa saja, tak ada yang istimewa. Dengan bentuk kuburan yang biasa pula. Hal itu karena identitasnya yang dirahasiakan dari penjajah Belanda. Namun, ketika pada tahun 1959, Gubernur Aceh pada waktu itu Ali Hasan menemukan jejak makam Cut Nyak Dhien. Maka pada tahun 1987, makam Cut Nyak Dhien pun dipugar, yang sekelilingnya dipagari dengan pagar besi yang ditanam bersama beton dengan luas 1500 m2. Di belakang  makam Cut Nyak Dhien terdapat mushola.

Makam Cut Nyak Dhien

Pada batu nisan Cut Nyak Dhien nampak istimewa, berbeda dengan makam yang lainnya. Terdapat tulisan bahasa arab, Q. S. At-Taubah dan Al-Fajr, tertulis juga riwayat hidupnya dan hikayat cerita Aceh.

5.       Tahura  Gunung Kunci

Kawasan wisata Tahura (taman hutan raya) juga menjadi rute Tampomas selanjutnya. Kawasan wisata yang berada di jalan Pangeran Sugih, kecamatan Sumedang Selatan atau tepatnya di jalan lintas Bandung-Cirebon  ini adalah salah satu objek wisata alam, budaya, sejarah dan edukasi. Kawasan Gunung Kunci seluas 3,67 hektar sebagai Taman Hutan Raya (Tahura) bersama-sama dengan kawasan Gunung Palasari yang luasnya 31,22 hektar. Letak kedua tempat tersebut berdampingan, hanya dipisahkan oleh jalan raya.

Objek wisata Tahura merupakan tempat wisata yang ramai dikunjungi oleh wisatawan lokal maupun wisatawan asing karena Tahura  Gunung Kunci memiliki pemandangan alam yang indah dan sejuk. Disini terdapat cagar budaya berupa benteng pertahanan peninggalan zaman kolonial Belanda. Di dalam benteng ini terdapat beberapa gua Belanda yang sangat cocok dikunjungi sebagai wisata sejarah bagi para pengunjung.

Tahura Gunung Kunci

6. Tampomas Green Park di Cimalaka

Tampomas Green Park adalah tujuan terakhir rute Tampomas. Lokasinya terletak di Kawasan Cipanteneun Desa Licin kecamatan Cimalaka. Awalnya, Tampomas Green Park bernama Wana Wisata Cipanteneun.  Tampomas Green Park adalah spot wisata alam dengan konsep kekinian. Di area Tampomas Green Park terdapat Kawasan kolam renang yang di desain bukan hanya untuk arena bermain air, tetapi juga disediakan area kuliner dan tempat selfie.

Kolam renang bagian utara memiliki kedalaman yang tidak terlalu dalam dan bisa digunakan sebagai tempat berenang atau bermain air bagi pengunjung dari anak-anak sampai orang dewasa. Di sini tersedia juga perahu gowes yang bisa digunakan oleh anak-anak bermain di kolam ini.

Tampomas Green Park

Kolam yang  memiliki kedalaman sampai dengan dua meter terdapat di bagian Selatan Sehingga bisa digunakan oleh orang dewasa atau pengunjung yang sudah mahir berenang. Kolam renang ini dilengkapi dengan ayunan dan papan panjat tebing di tepinya. Ayunan atau Giant Swing bisa digunakan oleh pengunjung yang ingin melompat ke kolam renang ini dengan mendapatkan daya dorong tambahan (terlempar ke kolam renang). Kemudian wahana panjat tebing bisa digunakan sebagai tempat untuk melompat ke kolam renang dari ketinggian setelah sebelumnya memanjat papan panjat tebing ini. Ketinggian maksimalnya panjat tebing ini empat meter.

Di bagian Timur, ada  wahana Underwater Park atau Taman Bawah Air. Kolam renang ini di dalamnya dilengkapi dengan kursi, sepeda motor (vespa) dan sepeda. Sehingga bagi pengunjung yang ingin berfoto atau selfi di bawah air, bisa menggunakan wahana kolam ini.

Di Tampomas Green Park juga terdapat banyak wahana outbound dengan konsep high rope atau ketinggian bisa dicoba oleh pengunjung Tampomas Green Park diantaranya adalah Flying Fox, Bridge, Spider Web, Sepeda Gantung (Zip Bike), Ayunan Langit (Sky Swing), Motor ATV atau Trail, Tramboline, Hammock dan Area Perkemahan. Wahana ini ada yang diperuntukan untuk anak-anak dan ada juga yang diperuntukan untuk pengunjung dewasa, atau bisa juga tidak tergantung usia. Wahana outbound ini umumnya menggunakan media pepohonan yang tumbuh di area puncak bukit.

Bagi pengunjung yang ingin mencoba adrenalin atau menguji keberanian, bisa mencoba wahana flying fox yang bisa diikuti oleh dewasa maupun anak. Atau bisa juga mencoba mengayuh sepeda di atas seutas tali berupa sepeda gantung. Bagi keluarga yang ingin mencoba suasana berkemah di bawah rindangnya pepohonan bisa masuk ke area camping yang dilengkapi dengan tenda dan peralatan kemping. Atau bagi orang tua yang ingin mengajak bermain anak-anaknya bisa mencoba wahana Motor ATV atau Tramboline.

Di Tampomas Green Park terdapat sarang burung besar yang berada di atas pepohonan yang bisa memuat beberapa orang di dalamnya. Kemudian ada lagi sangkar burung yang berada di tengah area taman bunga, roop top yang berada di atas pepohonan dan area bebas lainnya. Bagi penyuka foto selfie bisa menikmati fasilitas ini.

Nah, bagi kamu yang berencana untuk berwisata ke Sumedang, Jangan ragu. Kini berwisata ke Sumedang akan terasa mudah dan nyaman bersama bus Tampomas. Dengan merogoh biaya antara Rp 15.000 atau Rp 20.000 kita sudah bias mengunjungi spot-spot andalan wisata keren di Sumedang. Mari, bekunjung dan berwisata ke Sumedang.

Sumber rujukan:


1 komentar: