Jika Bandung punya Bandros (Bandung Tour on Bus) yaitu bus yang melayani wisatawan berkeliling kota Bandung. Kini, Sumedang juga memiliki bus pariwisata yang sama. Bus ini melayani wisatawan untuk berkeliling kota Sumedang. Namanya “Tampomas”. Bus berwarna hijau dengan panjang kurang lebih 8 meter dan lebar 2 meter ini kini telah digunakan untuk menjelajahi sejumlah objek wisata andalan di Kabupaten Sumedang. Tampomas ( Trans Moda Pariwisata Masyarakat kota Sumedang) diresmikan oleh Bupati Sumedang, Bapak Dony Ahmad Munir pada tanggal 29 Januari 2019.
Sumedang memiliki banyak destinasi
wisata yang bisa dikunjungi. Panorama alam yang menakjubkan, udara yang sejuk
dan beragam pesona lainnya menjadikan Sumedang
cocok untuk dijadikan sebagai tujuan wisata baik bersama teman ataupun
keluarga. Destinasi sejarah, situs
budaya, spot dengan foto-foto kekinian juga banyak terdapat di Sumedang.
Kini, jika berkunjung ke Sumedang,
para pelancong makin dimanjakan dan dimudahkan dengan hadirnya Bus Tampomas.
Kehadiran Tampomas, sebagai bus pariwisata tentu saja sangat membantu wisatawan
yang akan berkunjung ke Sumedang. Bus pariwisata ini
dioperasikan oleh sopir yang handal, ditambah pemandu wisata yang bertugas memberikan
penjelasan kepada wisatawan mengenai seputar sejarah-sejarah di tempat wisata yang
dikunjungi.
Bus Tampomas di desain dengan interior dan eksterior yang
berbeda dari bus biasa. Bus berwarna hijau ini sengaja dimodifikasikan untuk kenyamanan
para pelancong. Dioperasikan dengan kecepatan rendah sehingga para wisatawan
dapat dengan leluasa melihat seluruh pemandangan dan destinasi wisata selama
rute perjalanan. Selama perjalanan dengan Tampomas, para pengunjung juga
ditemani seorang pemandu wisata yang akan memberi penjelasan yang lengkap
mengenai berbagai objek wisata sejarah yang dilalui oleh Tampomas.
Bus Tampomas
Bus Tampomas
Sambil menikmati pemandangan kota Sumedang dengan bus
wisata terbuka, wisatawan akan di bawa kesejumlah titik wisata terbaik di Sumedang.
Nah, kali ini saya akan mengulas titik-titik perjalanan apa saja yang
akan dilalui oleh Tampomas.
1. Taman Endog
Taman Endog merupakan salah satu ikon wisata Sumedang.
Taman ini adalah titik awal rute
perjalanan Tampomas. Taman Endog disebut
juga taman telur dalam Bahasa Indonesia merupakan salah satu ruang terbuka
hijau yang berada di tengah-tengah kota Sumedang. Di tengah taman Endong terdapat
bangunan tugu berbentuk telur raksasa yang diapit oleh dua buah telapak tangan
sebagai penyangganya.
Taman Endog berada di tengah-tengah kota Sumedang, tepatnya di JL Mayor Abdurrahman, Talun. Taman ini dibangun pada tahun 1990 oleh pemerintah kabupaten Sumedang. Berada tepat di jantung Kota Sumedang, yaitu antara pertigaan Jl Sebelas April dan Jl Mayor Abdurrahman yang merupakan pusat perekonomian Sumedang.
Menurut yang dibaca, monumen endog atau monument telur berasal wawacan Endog Sapatalang. Wawacan Endog Sapatalang berisi tentang zaman penciptaan. Zaman penciptaan tertulis dalam buku Cipaku wawacan Endog Sapatalong (yang berarti Cerita Telur Satu Rangkayan), menurut Ki Wangsa buku itu menjelaskan tentang proses penciptaan alam Semesta, mulai dari Tuhan menciptakan dunia dari cahaya, membentuk asap tebal menggumpal sampai mengeras menjadi dunia.
Dunia ibarat telur yang pecah sebagian menjadi langit dan sebagian menjadi bumi, air nya disebut alam tirta, merahnya disebut alam Marcapada (yaitu alam dunia yang tampak), putih telurnya ibarat alam Mayapada (yaitu alam jin dan sejenisnya) selaput tipis pembungkus putih telur disebut alam wa’dah ghaib dan selaput paling tipis menempel ke kulit telur ibarat alam surya laya (atau alam Rahyang), dewa-dewi (alam malaikat versi islam), sedangkan telurnya ibarat alam hakekat yang tidak bisa diukur oleh akal pikiran manusia.
Tuhan yang maha kuasa menciptakan alam semesta dari cahaya kemudian menjadi matahari, bulan, bintang, planet, galaxy dan dan yang lainnya. Setelah menciptakan alam semesta lalu menciptakan tumbuhan, hewan, dan manusia. Proses penciptaan alam semesta ini menurut wawacan Endog sapatalang dilakukan dalam waktu 15 hari 15 malam.
Taman
Endog
2. Alun-alun Sumedang
Rute selanjutnya perjalanan Tampomas adalah Alun-Alun
Sumedang. Alun-alun Sumedang ini tempatnya paling strategis. Letaknya dekat dengan mesjid Agung
Sumedang. Tepat di tengah-tengah
alun-alun Sumedang terdapat monumen yang dinamakan monumen lingga. Ternyata,
monumen Lingga merupakan monumen yang
dibuat untuk mengenang salah seorang pemimpin Sumedang yang meninggal di Mekah.
Beliau adalah pangeran Aria Soeriaatmadja, atau orang Sumedang menyebutnya
pangeran Makah. Beliau meninggal pada saat menjalankan haji pada tanggal 1 Juni
1921. Beliau adalah Bupati Sumedang pada tahun 1883-1919.
Monumen Lingga dibangun oleh Pangeran Siching dari
Belanda pada tahun 1922 kemudian diresmikan oleh Gubenur jenderal Belanda saat
itu Mr. Dirk Fock, yaitu pada tanggal 22 Juli 1922. Monumen yang menjadi
landmark Kota Sumedang ini merupakan bangunan permanen. Bagian dasar bangunan
ini berbentuk bujur sangkar dan dilengkapi dengan sejumlah anak tangga dan
pagar disetiap sisinya. Sedangkan bangunan utamanya berupa kubus yang sedikit
melengkung disetiap sudut bagian atasnya.
Alun-Alun
Sumedang
3. Museum Prabu Geusan Ulun
Rute bus Tampomas selanjutnya adalah Museum Prabu
Geusan. Museum ini terletak di tengah kota Sumedang, sekitar 50 meter dari Alun-alun kesebelah Selatan,
berdampingan dengan Gedung Bengkok atau Gedung Negara dan berhadapan dengan
Gedung-gedung Pemerintah. Museum Prabu Geusan Ulun dikelilingi tembok sepanjang kompleks
pemerintahan. Museum ini memiliki luas sekitar 1,8 hektar , dibangun pada 16
Agustus 1797.
Di museum Prabu Geusan Ulun, pengunjung akan menemukan
berbagai benda pustaka dan senjata peninggalan kerajaan. Benda yang paling
menarik yaitu mahkota Binokasih. Mahkota ini merupakan mahkota yang diberikan
kerajaan Pajajaran kepada Prabu Geusan Ulun. Terdapat senjata pustakan kerajaan
Sumedang Larang seperti keris, kujang, tombak dan meriam kecil. Senjata ini
digunakan kerajaan Sumedang Larang saat
pertempuran melawan VOC dan kerajaan nusantara.
Siapa yang tidak kenal dengan Cut Nyak Dhien. Pahlawan
asal Aceh ini ternyata di akhir masa hidupnya banyak menghabiskan waktunya di
Sumedang dari pada di tanah kelahirannya. Hal ini dikarenakan Cut Nyak Dhien pada masa
itu ditangkap oleh Belanda.
Atas permintaannya, Ia diasingkan ke Sumedang. Cut Nyak Dhien dimakamkan di komplek pemakaman Pangeran Sumedang di Gunung Puyuh, Desa Sukajaya, Kecamatan Sumedang Selatan. Tepatnya di area pemakaman keluarga Ibu Rd. Siti Hodidjah.
Atas permintaannya, Ia diasingkan ke Sumedang. Cut Nyak Dhien dimakamkan di komplek pemakaman Pangeran Sumedang di Gunung Puyuh, Desa Sukajaya, Kecamatan Sumedang Selatan. Tepatnya di area pemakaman keluarga Ibu Rd. Siti Hodidjah.
Cut Nyak Dhien adalah seorang hafidz Quran dan sangat pasih
berbahasa Arab, karena itu pemerintah Sumedang menitipkanya pada H. Sanusi. H.
Sanuni adalah seorang ulama terekenal di Sumedang pada saat itu. Dalam pengasingannya
sejak tahun 1901, Cut Nyak Dhien dijuluki dengan nama "Ibu Perbu"
yang artinya Ibu Suci, karena kepandaiannya dalam ajaran Agama Islam yang
sangat dalam.
Nama itu diberikan agar Cut Nyak Dhien tidak dapat ditemukan
jejaknya oleh Belanda. Hingga padat anggal 6 November 1908, Cut Nyak Dhien meninggal
dunia dan dimakamkan di area pemakaman keluarga H. Sanusi, karena ia telah dianggap sebagai anggota keluarga mereka.
Awalnya, Cut Nyak Dhien dimakamkan seperti biasa saja,
tak ada yang istimewa. Dengan bentuk kuburan yang biasa pula. Hal itu karena identitasnya
yang dirahasiakan dari penjajah Belanda. Namun, ketika pada tahun 1959, Gubernur
Aceh pada waktu itu Ali Hasan menemukan jejak makam Cut Nyak Dhien. Maka pada
tahun 1987, makam Cut Nyak Dhien pun dipugar, yang sekelilingnya dipagari dengan
pagar besi yang ditanam bersama beton dengan luas 1500 m2. Di belakang makam Cut Nyak Dhien terdapat mushola.
Makam
Cut Nyak Dhien
Pada batu nisan Cut Nyak Dhien nampak istimewa,
berbeda dengan makam yang lainnya. Terdapat tulisan bahasa arab, Q. S.
At-Taubah dan Al-Fajr, tertulis juga riwayat hidupnya dan hikayat cerita Aceh.
5. Tahura Gunung Kunci
Kawasan wisata Tahura (taman hutan raya) juga menjadi
rute Tampomas selanjutnya. Kawasan wisata yang berada di jalan Pangeran Sugih,
kecamatan Sumedang Selatan atau tepatnya di jalan lintas Bandung-Cirebon ini adalah salah satu objek wisata alam,
budaya, sejarah dan edukasi. Kawasan Gunung Kunci seluas 3,67 hektar sebagai
Taman Hutan Raya (Tahura) bersama-sama dengan kawasan Gunung Palasari yang
luasnya 31,22 hektar. Letak kedua tempat tersebut berdampingan, hanya dipisahkan
oleh jalan raya.
Objek wisata Tahura merupakan tempat wisata yang ramai
dikunjungi oleh wisatawan lokal maupun wisatawan asing karena Tahura Gunung Kunci memiliki pemandangan alam yang
indah dan sejuk. Disini terdapat cagar budaya berupa benteng pertahanan peninggalan
zaman kolonial Belanda. Di dalam benteng ini terdapat beberapa gua Belanda yang
sangat cocok dikunjungi sebagai wisata sejarah bagi para pengunjung.
Tahura
Gunung Kunci
6.
Tampomas Green Park di Cimalaka
Tampomas Green Park adalah tujuan terakhir rute
Tampomas. Lokasinya terletak di Kawasan Cipanteneun Desa Licin kecamatan
Cimalaka. Awalnya, Tampomas Green Park bernama Wana Wisata Cipanteneun. Tampomas Green Park adalah spot wisata alam
dengan konsep kekinian. Di area Tampomas Green Park terdapat Kawasan kolam
renang yang di desain bukan hanya untuk arena bermain air, tetapi juga
disediakan area kuliner dan tempat selfie.
Kolam renang bagian utara memiliki kedalaman yang tidak terlalu dalam dan bisa digunakan sebagai tempat berenang atau bermain air bagi pengunjung dari anak-anak sampai orang dewasa. Di sini tersedia juga perahu gowes yang bisa digunakan oleh anak-anak bermain di kolam ini.
Kolam renang bagian utara memiliki kedalaman yang tidak terlalu dalam dan bisa digunakan sebagai tempat berenang atau bermain air bagi pengunjung dari anak-anak sampai orang dewasa. Di sini tersedia juga perahu gowes yang bisa digunakan oleh anak-anak bermain di kolam ini.
Kolam yang
memiliki kedalaman sampai dengan dua meter terdapat di bagian Selatan
Sehingga bisa digunakan oleh orang dewasa atau pengunjung yang sudah mahir
berenang. Kolam renang ini dilengkapi dengan ayunan dan papan panjat tebing di
tepinya. Ayunan atau Giant Swing bisa digunakan oleh pengunjung yang ingin
melompat ke kolam renang ini dengan mendapatkan daya dorong tambahan (terlempar
ke kolam renang). Kemudian wahana panjat tebing bisa digunakan sebagai tempat
untuk melompat ke kolam renang dari ketinggian setelah sebelumnya memanjat
papan panjat tebing ini. Ketinggian maksimalnya panjat tebing ini empat meter.
Di bagian Timur, ada wahana Underwater Park atau Taman Bawah Air.
Kolam renang ini di dalamnya dilengkapi dengan kursi, sepeda motor (vespa) dan
sepeda. Sehingga bagi pengunjung yang ingin berfoto atau selfi di bawah air,
bisa menggunakan wahana kolam ini.
Di Tampomas Green Park juga terdapat banyak wahana
outbound dengan konsep high rope atau ketinggian bisa dicoba oleh pengunjung
Tampomas Green Park diantaranya adalah Flying Fox, Bridge, Spider Web, Sepeda
Gantung (Zip Bike), Ayunan Langit (Sky Swing), Motor ATV atau Trail,
Tramboline, Hammock dan Area Perkemahan. Wahana ini ada yang diperuntukan untuk
anak-anak dan ada juga yang diperuntukan untuk pengunjung dewasa, atau bisa
juga tidak tergantung usia. Wahana outbound ini umumnya menggunakan media
pepohonan yang tumbuh di area puncak bukit.
Bagi pengunjung yang ingin mencoba adrenalin atau
menguji keberanian, bisa mencoba wahana flying fox yang bisa diikuti oleh
dewasa maupun anak. Atau bisa juga mencoba mengayuh sepeda di atas seutas tali
berupa sepeda gantung. Bagi keluarga yang ingin mencoba suasana berkemah di
bawah rindangnya pepohonan bisa masuk ke area camping yang dilengkapi dengan
tenda dan peralatan kemping. Atau bagi orang tua yang ingin mengajak bermain anak-anaknya
bisa mencoba wahana Motor ATV atau Tramboline.
Di Tampomas Green Park terdapat sarang burung besar
yang berada di atas pepohonan yang bisa memuat beberapa orang di dalamnya.
Kemudian ada lagi sangkar burung yang berada di tengah area taman bunga, roop
top yang berada di atas pepohonan dan area bebas lainnya. Bagi penyuka foto
selfie bisa menikmati fasilitas ini.
Nah, bagi kamu yang berencana untuk berwisata ke
Sumedang, Jangan ragu. Kini berwisata ke Sumedang akan terasa mudah dan nyaman
bersama bus Tampomas. Dengan merogoh biaya antara Rp 15.000 atau Rp 20.000 kita
sudah bias mengunjungi spot-spot andalan wisata keren di Sumedang. Mari,
bekunjung dan berwisata ke Sumedang.
Sumber
rujukan: