Sabtu, 08 Februari 2020

Artikel "Putra Daerah"

KEBIJAKAN Pemerintah  kabupaten  Aceh Jaya untuk mengutamakan putra daerah  dalam penerimaan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) telah mencapai tahap final. Kebijakan pemerintah setempat menolak pendaftar dari luar Aceh Jaya juga tidak terlepas dari kenyataan bahwa selama ini banyak calon pegawai negeri sipil asal luar daerah yang lulus menjadi PNS di Aceh Jaya, setelah beberapa bulan bertugas langsung minta pindah ke daerah asalnya. (Serambi,  Minggu 29 September 2013).
Menyikapi berita kontroversi tentang tidak diterimanya pendaftar yang bukan putra daerah asli,  di klaim banyak merugikan CPNS yang berminat untuk mendaftar  dari kabupaten yang lain. Opini-opini yang menentang kebijakan pemerintah setempat juga mulai bergulir. Namun, pemerintah setempat pun tetap bertahan pada kebijakan yang dibuat lantaran banyaknya CPNS yang telah diangkat menjadi PNS di kabupaten tersebut mengajukan pindah tugas ke daerah lain.
Secara harfiah, putra daerah adalah seseorang yang garis keturunannya murni di daerah tempat ia dilahirkan.  Eep Saefullah Fathan dalam satu tulisannya,  mengklasifikasikan pengertian putra daerah menjadi  4 kategori : yaitu putra daerah genealogis, putra daerah  politik, putra daerah  ekonomi, dan putra daerah sosiologis.
Putra daerah genealogia adalah mereka yang sekadar memiliki kaitan darah dengan daerah itu tetapi tidak menetap dan di daerah kelahirannya itu. Putra daerah genealogis terbelah lagi ke dalam dua kategori: Mereka yang kebetulan dilahirkan di daerah bersangkutan dari (salah satu atau kedua) orang tua yang juga berasal daerah tersebut, dan mereka yang tidak dilahirkan di daerah tersebut tapi memiliki orang tua yang berasal dari daerah bersangkutan.
Putra daerah politik adalah putra daerah genealogis yang memiliki kaitan politik dengan daerah itu. Misalnya: Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) dari daerah tertentu yang sebelumnya tak punya kiprah politik dan ekonomi di daerah tersebut atau Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Pusat yang oleh partainya ditempatkan sebagai kandidat dari daerah yang memiliki kaitan genealogis dengannya.
Putra daerah ekonomi adalah putra daerah genealogis yang karena kapasitas ekonominya kemudian memiliki kaitan dengan daerah asalnya melalui kegiatan investasi atau jaringan bisnis di daerah asalnya. Dalam konteks sistem politik dan ekonomi Indonesia, putra daerah politik dan ekonomi ini biasanya hanya berhubungan dengan daerah asalnya secara pragmatis belaka.
Putra daerah sosiologis adalah  mereka yang bukan saja memiliki keterkaitan genealogis dengan daerah asalnya tetapi juga hidup, tumbuh dan besar serta berinteraksi dengan masyarakat di daerah itu. Mereka sungguh-sungguh menjadi bagian sosiologis dari masyarakat daerahnya.
Dari uraian singkat Eep Saefullah Fathan diatas, dapat disimpulakan bahwa dari empat klasifikasi putra daerah, tidak semua memiliki motif yang sama terhadap daerahnya. Ada yang memberdayakan daerah untuk menguntungkan dirinya sendiri, ada pula yang menguntungkan kedua belah pihak, dirinya dan daerahnya sendiri.
Sebenarnya, peran putra daerah tidak bisa lagi dipandang sebelah mata. Pembangunan mental dan pikiran putra daerah harus dipersiapkan secara matang dan sistematis baik itu oleh keluarga maupun pemerintah daerah itu sendiri agar mampu menjadi bagian sosiologis masyarakat sekitarnya. Adanya program-program pembangunan sumber daya manusia yang baik, dapat menjadikan putra daerah sebagai aset strategis  tuan rumah di daerahnya sendiri.
Di daerah-daerah tertentu, khususnya Takengon, kenyataan yang sering didapatkan adalah kecendrungan fenomena putra daerah yang berpotensi, mempunyai pemikiran cemerlang, dan enerjik lebih memilih  bermigrasi dan mendedikasikan ilmunya diluar daerahnya. Sebagian dari putra daerah itu berargumen ingin mengembangkan karir diluar daerah tempat kelahirnya. Dan disaat putra daerah tersebut telah sukses dan berhasil di daerah lain, maka keengganan kembali pulang untuk membangun kampung halaman tidak dapat lagi terelakkan.
Kewajiban seorang putra daerah untuk membangun daerahnya adalah hal yang mutlak dalam setiap aspek kehidupan. Seorang putra daerah di dalam hatinya yang terdalam pastinya  memiliki rasa tanggung jawab yang lebih luas terhadap perkembangan daerahnya agar menjadi lebih baik dan maju. Kita ambil contoh, Jepang merupakan salah satu negara yang sukses memberdayakan potensi putra daerahnya. Setelah usai peperangan yang meluluh lantakan negara itu, Jepang langsung  melakukan sebuah terobosan untuk mengirimkan pemuda-pemuda terbaik mereka ke negara-negara maju seperti Amerika dan Eropa untuk mencari ilmu dan membangun komitmen mereka untuk kembali ke daerah asalnya. Dan, Kenyataan yang bisa kita lihat saat ini adalah berkat pemuda-pemuda terpilih tersebut Jepang cepat bangkit dari keterpurukan akibat perang. Dan sekarang ini kita dapat saksikan Industri elektronik dan otomotif Jepang  hampir sama hebatnya dengan industri elektronik dan otomotif  yang ada di Eropa. Bahkan di Indonesia, produk Jepang lebih mendominasi dari pada produk Amerika atau Eropa.
Berpulang kepada tepat atau tidaknya kebijakan yang telah diambil oleh pemerintah tertentu yang lebih memprioritaskan putra daerah sebagai CPNS yang akan diterima sebagai Pegawai yang menempati berbagai bidang ilmu di jajaran pemerintahnya. Sesungguhnya tersirat suatu dogma bahwa jika potensial putra daerah diberdayakan  secara baik  dan tepat sasaran, maka percepatan pembangunan daerah pun dapat terlaksana dengan baik. Sehingga putra daerah yang terpilih nantinya dapat menjadi pilar-pilar pembangun daerah bahkan pembangunan bangsa di masa depan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar